Latar
Belakang
Latar belakang atau dasar pemikiran
lahirnya KB di
Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting
dalam kependudukan adalah:
- Jumlah besarnya penduduk
- Jumlah pertumbuhan penduduk
- Jumlah kematian penduduk
- Jumlah kelahiran penduduk
- Jumlah perpindahan penduduk
Teori
Malthus
Malthus adalah orang pertama yang
mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan
bahwa bahan makanan
penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat
ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari
ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan
perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin); Possitive checks
(bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).
Kontroversi
Teori Malthus
Salah sama sekali, karena
mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal dan perencanaan produksi.
Pengikut Malthus (Neo Malthusionism), berpendapat: untuk mencegah laju cepatnya
peningkatan penduduk dilakukan Methode Birth Control dengan menggunakan alat
kontrasepsi.
Pengikut
Malthus
Pengikut teori
Malthus antara lain:
- Francis Flace (1771 – 1854) : menulis buku yang berjudul “Illustration And Proofs of The Population” atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk.
- Richard Callihie (1790 – 1843) : menulis buku “What’s love ?” (Apakah Cinta Itu?).
- Any C. Besant (1847-1933) : menulis buku berjudul “Hukum Penduduk, Akibatnya dan Artinya Terhadap Tingkah Laku dan Moral Manusia”.
- dr. George Drysdale : keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral.
Sejarah
Lahirnya Keluarga Berencana
Sebelum abad XX, di negara barat sudah
ada usaha pencegahan
kelangsungan hidup anak
karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan membunuh bayi yang sudah lahir,
melakukan abortus
dan mencegah / mengatur kehamilan.
KB di Indonesia
dimulai pada awal abad XX.
Di Inggris, Maria Stopes. Upaya yg
ditempuh u/ perbaikan ekonomi keluarga buruh dg mengatur kelahiran.
Menggunakan cara-cara sederhana (kondom, pantang berkala).
Amerika Serikat, Margareth Sanger.
Memperoleh pengalaman dari Saddie Sachs, yang berusaha menggugurkan kandungan yang
tidak diinginkan. Ia menulis buku “Family Limitation” (Pembatasan Keluarga). Hal
tersebut merupakan tonggak permulaan sejarah berdirinya
KB.
Perkembangan
KB di Indonesia
- Periode Perintisan dan Peloporan
- Periode Persiapan dan Pelaksanaan
Periode
Perintisan dan Pelaporan
- Sebelum 1957 – Pembatasan kelahiran secara tradisional (penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah coitus).
- Perkembangan birth control di daerah – Berdiri klinik YKK (Yayasan Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang : berdiri klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang, Medan).
Periode
Persiapan dan Pelaksanaan
Terbentuk LKBN (Lembaga Keluarga
Berencanan Nasional) yang mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan
sosial, keluarga
dan rakyat. Bermunculan proyek KB sehingga mulai diselenggarakan latihan untuk
PLKB (Petugas Lapangan keluarga Berencana).
Organisasi
KB
- PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
- BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
PKBI
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
Terbentuk tanggal 23 Desember 1957,
di jalan Sam Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas prakarsa dari dr. Soeharto yang
didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M. Judono, dr. Hanifa
Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio.
Pelayanan yang
diberikan berupa nasehat perkawinan termasuk pemeriksaan
kesehatan calon
suami isteri, pemeriksaan dan pengobatan
kemandulan dalam perkawinan dan pengaturan kehamilan.
Visi
PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera
melalui keluarga.
Misi
PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan
praktek keluarga
bertanggungjawab dalam keluarga Indonesia melalui pengembangan program,
pengembangan jaringan dan kemitraan dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat
di bidang kependudukan secara umum, dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yang berkesetaraan dan
berkeadilan gender.
BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
Keputusan
Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah
dicanangkan sebagai program nasional.
Penanggung jawab umum
penyelenggaraan program
ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan
Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga
Berencana.
Dasar
pertimbangan pembentukan BBKBN
- Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan jalan lebih memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.
- Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik masyarakat maupun pemerintah secara maksimal.
- Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Tugas
pokok BBKBN
- Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit pelaksana.
- Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.
- Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
- Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara asing maupun badan-badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
- Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pelita I yaitu tahun 1969-1974
daerah program Keluarga
Berencana meliputi 6 propinsi yaitu Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali). Merupakan daerah perintis
dari BKKBN.
Tahun 1974 muncul program-program integral
(Beyond Family Planning) dan gagasan tentang fase program pencapaian
akseptor aktif.
Berdasar Keppres 38 tahun 1978 BKKBN
bertambah besar jangkauan programnya tidak terbatas hanya KB tetapi juga program
Kependudukan.
Perkembangan
BBKBN dimasa sekarang
VISI
Keluarga
berkualitas 2015.
MISI
Membangun setiap keluarga
Indonesia untuk memiliki anak
ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak
reproduksinya melalui pengembangan kebijakan,
penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi
kependudukan dan keluarga,
serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.
Tugas
pokok
Melaksanakan tugas pemerintahan
dibidang keluarga berencana dan keluarga
sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Landasan
hukum
TAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN; UU No.
22/1999 ttg OTODA; UU No. 10/1992 ttg PKPKS; UU No. 25/2000 ttg PROPENAS; UU
No. 32/2004 ttg PEMERINTAHAN DAERAH; PP No. 21/1994 ttg PEMBANGUNAN KS; PP No.
27/1994 ttg PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN; KEPPRES No. 103/2001; KEPPRES
No. 110/2001; KEPPRES No. 9/2004; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 10/2001; KEPMEN/Ka.BKKBN
No. 70/2001
Filosofi
BBKBN
Menggerakkan peran serta masyarakat
dalam keluarga
berencana.
Grand
Strategi:
- Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB.
- Menata kembali pengelolaan program KB.
- Memperkuat SDM operasional program KB.
- Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB.
- Meningkatkan pembiayaan program KB.
Nilai-nilai yang terkandung dalam grand strategi
adalah integritas, energik, profesional kompeten, partisipatif, konsisten,
organisasi pembelajaran, kreatif/ inovatif.
Kebijakan dari
adanya grand strategi adalah pndekatan pemberdayaan,
pendekatan desentralisasi, pendekatan kemitraan, pendekatan kemandirian,
pendekatan segmentasi sasaran, pendekatan pemenuhan hak (rightbased),
pendekatan lintas sektor.
Strategi
- Re-Establishment adalah mmbangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional sampai ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.
- Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan dukungan oleh segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah.
Tujuan
Tujuannya adalah:
- Keluarga dengan anak ideal.
- Keluarga sehat.
- Keluarga berpendidikan.
- Keluarga sejahtera.
- Keluarga berketahanan.
- Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya.
- Penduduk tumbuh seimbang (PTS )
Program
KB
- Keluarga berencana
- Kesehatan reproduksi remaja
- Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
- Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
- Keserasian kebijakan kependudukan
- Pengelolaan SDM aparatur
- Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
- Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara
Referensi
Arjoso, S. Rencana Strategis
BKKBN. Maret, 2005.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BKKBN. Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan. Jakarta, 1981.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
bkkbn.go.id
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BKKBN. Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan. Jakarta, 1981.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
bkkbn.go.id
Kata
Kunci
sejarah KB di indonesia, perkembangan kb di indonesia, latar
belakang KB, sejarah KB, sejarah BKKBN, sejarah perkembangan
KB di indonesia, teori
malthus, latar belakang keluarga berencana, sejarah keluarga
berencana, masalah kb
di indonesia, pelaksanaan program KB di indonesia, sejarah kb indonesia, Sejarah perkembangan KB, teori kependudukan
malthus, kb menurut
who, pelaksanaan kb
di indonesia, masalah keluarga berencana di indonesia, bbkbn, sejarah program kb, sejarah keluarga
berencana di indonesia, Latar belakang program KB, Sejarah pelayanan kb, perkembangan
kb di indonesia saat
ini, perkembangan
KB, sejarah singkat kb di indonesia.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon